"Coba anda
berikan contoh tulisan ilmiah populer, dengan topik persitiwa-peristiwa yang
terjadi saat ini !"
Perusahaan yang Untung & Rugi Akibat Rupiah Melemah
Jum'at, 25 Oktober 2013
JAKARTA – Lembaga
pemeringkat Fitch Ratings menilai ada implikasi yang diambil akibat dari
depresiasi mata uang Rupiah. Hal ini terutama disebabkan lindung nilai dalam
sektor keuangan dan mekanisme tarif utilitas yang memungkinkan adanya fluktuasi
pada nilai tukar.
Dalam keterangan tertulisnya, Fitch mencatat ada lima perusahaan yang mendapat dampak positif, sementara delapan perusahaan lainnya mengalami sisi negatif.
"Lima korporasi Indonesia yang mungkin memperoleh manfaat dari depresiasi Rupiah, antara lain, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)," kata Fitch dalam risetnya, Jumat (25/10/2013).
Fitch menilai, melemahnya Rupiah telah memberikan Ebitda yang lebih tinggi dari aliran pendapatan dalam mata uang dolar AS, dan mendorong dampak positif pada lima korporasi tersebut. Sayangnya, utang mata uang asing telah mendorong delapan korporasi ke arah negatif.
Saat ini, Fitch mencatat nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi 15 persen. "Kami memiliki dampak negatif pada sejumlah korporasi Indonesia, terutama Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) dan Bakrie Telecom Tbk (BTel), dan tingkat yang lebih rendah Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Indosat Tbk (ISAT)," jelas riset tersebut.
Dalam analisisnya, Fitch menilai pelemahan paling banyak terjadi pada sektor korporasi, karena hedging utang, pendapatan luar negeri, dan capital expenditure berdenominasi dolar AS bervariasi.
Berikut perusahaan yang mampu mengambil untung atas pelemahan Rupiah terhadap dolar AS:
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), dari sektor utilitas.
PT Indika
Energy Tbk (INDY), dari sektor utilitas.
PT
Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), dari sektor telekomunikasi.
Star Energy
Geothermal (Wayang Windu) Pte Ltd, dari sektor utilitas.
PT Tower
Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dari sektor telekomunikasi.
Sedangkan perusahaan-perusahaan yang terpuruk akibat pelemahan nilai tukar Rupiah, antara lain:
PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW), dari sektor sumber daya.
PT Bakrie
Telecom Tbk (BTEL), dari sektor telekomunikasi.
PT Japfa
Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dari sektor pangan.
PT Kawasan
Industri Jababeka Tbk (KIJA), dari sektor properti.
PT Indosat
Tbk (ISAT), dari sektor telekomunikasi.
PT
Multipolar Tbk (MLPL), dari sektor ritel.
PT Pertamina
(Persero), dari sektor energi.
PT Alam
Sutera Realty Tbk (ASRI), dari sektor properti. ()
SUMBER:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar